Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung dan Presiden UEA Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan telah meresmikan serangkaian perjanjian, yang diproyeksikan menghasilkan manfaat ekonomi sebesar $35 miliar di sektor pertahanan dan kecerdasan buatan. Tujuh Memorandum of Understanding (MoU) ditandatangani pada pertemuan puncak bilateral di Abu Dhabi pada tanggal 18 November, yang menandakan perubahan strategis dalam hubungan Korea-UEA.
Melampaui Ikatan Tradisional
Selama beberapa dekade, kemitraan antara Korea Selatan dan UEA berpusat pada energi, konstruksi, dan tenaga nuklir. Kini, fokusnya berkembang pesat ke industri teknologi tinggi. Perjanjian tersebut mencakup kolaborasi AI strategis, kerja sama luar angkasa, teknologi nuklir generasi mendatang, implementasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif 2024 (berlaku pada tahun 2025), biohealth, kekayaan intelektual, dan teknologi tenaga nuklir canggih.
Infrastruktur AI: Stargate UEA
Komponen penting dari kolaborasi ini adalah partisipasi Korea Selatan dalam proyek Stargate UAE. Inisiatif ini akan membangun kampus data AI yang sangat besar di Abu Dhabi dengan kapasitas satu gigawatt. Investasi awal diperkirakan melebihi $26,5 miliar, menjadikannya implementasi Stargate pertama di luar Amerika Serikat. Kerangka kerja ini memungkinkan investasi AI bersama, perluasan rantai pasokan, dan pengembangan bersama pusat data AI skala besar.
Pertahanan dan Kerjasama Nuklir
Kesepakatan tersebut mencakup potensi kontrak ekspor pertahanan senilai lebih dari $15 miliar melalui pengembangan bersama, produksi lokal, dan ekspor sistem persenjataan ke negara ketiga. Di bidang energi nuklir, kedua negara akan berkolaborasi dalam reaktor modular kecil dan mengintegrasikan AI ke dalam fasilitas nuklir yang sudah ada, meneruskan keberhasilan pembangkit listrik tenaga nuklir Barakah (yang diselesaikan oleh konsorsium Korea pada tahun 2024 setelah memenangkan kontrak senilai $20 miliar pada tahun 2009).
Pergeseran Strategis yang Lebih Luas
KTT ini menyoroti tren yang lebih luas di kawasan ini: UEA mendiversifikasi kemitraannya di luar sekutu tradisional Barat. Sementara itu, Korea Selatan secara aktif memperkuat pijakan ekonomi dan teknologinya di pasar Timur Tengah, terutama setelah mendapatkan kesepakatan signifikan di Arab Saudi.
Konteks Sejarah
Hubungan diplomatik antara Korea Selatan dan UEA terjalin pada tahun 1980, dan hubungan tersebut ditingkatkan menjadi “kemitraan strategis khusus” pada tahun 2018. Kunjungan Presiden Lee ini menandai kunjungan kepresidenan yang kedua ke UEA, setelah kunjungan Presiden Yoon Suk Yeol pada tahun 2023. Kolaborasi sebelumnya mencakup program pelatihan militer dan kerja sama ruang angkasa (Satelit Radar Etihad-SAT yang dikembangkan bersama Satrec Initiative Korea, diharapkan terjadi pada tahun 2025).
Perjanjian ini mewakili aliansi ekonomi dan teknologi yang semakin mendalam, yang menempatkan kedua negara untuk meningkatkan pengaruhnya dalam lanskap geopolitik yang berkembang pesat.

























